Rabu, 27 Juli 2011

UNTUK PUTRIKU


Putriku, aku tidak pernah berfikir akan menulis hal seperti ini padahal engkau belum aku lahirkan, aku menulis ini agar aku tidak lupa apa yang ingin aku ceritakan padamu. Tidak banyak yang ingin aku ceritakan. Aku hanya ingin membagi cerita dari hal-hal yang pernah aku ketahui dimasa mudaku, putriku aku pernah membaca suatu buku, buku itu aku pinjam dari seorang teman, isinya sangat bagus, berupa nasihat untuk seorang wanita. Sebenarnya ingin sekali aku membelinya satu untuk kutunjukkan padamu. Tapi sayang, buku itu sudah tidak diperjual belikan. Judul bukunya “Puteriku srigala tidak kenal setia” karya Khaliln bin Ibrahim Amin tahun 2002. Aku sudah membacanya, sebelum aku lupa dengan isinya, aku akan meringkasnya untuk engkau isi dari buku yang ukurannya cukup kecil bila dibandingkan dengan isinya yang sangat luas dan berarti untukmu yang berharga puteriku…

Hal 8:

Aku telah mengamati ada perangkap yang siap menjeratmu, aku telah melihat ada pasukan berani mati yang siap mencabik-cabik baju kehormatanmu, aku memandang bahwa telah ada serigala yang siap memangsa. Aku telah merasakan hati yang penuh dengan belas kasih sudah mulai kering dan membatu, aku melihat mata yang penuh dengan airmata sudah mulai kering, aku telah melihat adanya perbedaan yang sangat jauh antara isi hati dengan ungkapan wajah dan aku melihat nama-nama yang indah penuh dengan kedustaan. Maka kebrutalan dan kekejian dianggap sebagai symbol keperkasaan dan kehebatan dalam berpacaran serta berganti-ganti pasangan dianggap sebagai suatu kebebasan, kebobrokan moral dianggap sebagai kreasi seni, riba dianggap faedah, induk kotoran yaitu khamer (minuman keras) dianggap sebagai minuman penyegar dan kebebasan dianggap sebagai peradaban modern, sangat buruklah apa yang mereka kerjakan.

Wahai putriku, semua itu mereka lakukan agar para srigala bisa menikmati keindahan tubuhmu yang suci dan darahmu yang bersih, mereka selalu bersiap siaga untuk memangsamu. Mereka telah menorehkan beberapa tulisan kebodohan untuk menipu keilmuanmu, mengenakan baju nasehat dan ajakan tetapi mereka mencampur adukan antara kepastian dengan keraguan, antara obat dengan racun, antara jalan yang terang dengan jalan kesesatan. Mereka berkulit domba berhati srigala. Barang buruk mereka gunakan dan timbangan curang yang mereka gunakan.

Hal 66

Jagalah benar kehormatanmu. Kesucianmu, harga dirimu dan kehormatan keluargamu. Kenalilah liku-liku srigala dengan baik dan belajarlah bagaimana cara untuk lolos dari terkaman setiap setan, orang yang paling fasik dan paling berani berbuat kejahatan adalah yang sangat licik, lihai dan pandai mengelabuhi orang. Apabila sang srigala melihat ada seorang wanita tertutup rapi, anggun, sorot mata memancarkan sinar keteguhan dan berjalan dengan penampilan serius bersungguh-sungguh dan berwibawa serta tidak banyak melempar lirikan mata ketakutan atau gemetar atau malu-malu kucing tetapi bersikap percaya diri dan santun berwibawa; maka dengan penampilan seperti itu maka sang srigala akan menanggalkan jubah kebuasannya dan sangat berhati-hati dalam menghadapi mangsanya. Bahkan dia sadar dan bertaubat serta beristighfar kepada Allah sehingga mungkin hanya mengetuk pintu yang halal. Ia menjadi laki-laki jantan di tengah-tengah keluarganya sehingga ia berupaya siang malam bekelilieng mencari orang shalih dan baik untuk menjadi perantara bertemu dengan bapakmu agar orang shalih tersebut member rekomendasi kebaikan dalam agama dan akhlaknya untuk disuguhkan kepada orang tuamu. Cukuplah agama dan akhlak untuk memuji dan menyanjung seorang hamba dan cukuplah kekejian dan penipuan untuk menjadi ukuran keburukan seorang hamba. Dari situ kamu bersuka ria dan berpesta poralah dengan setumpuk sanjungan dan pujian dari keluargamu. Linangan air mata ibumu dan kelembutan kasih sayang bapakmu mengangkat derajatmu. Hiduplah mulia dan penuh dengan nilai kehormatan dan penghargaan wahai pencetak generasi laki-laki!!!

Ibu adalah sekolah bagi anak-anak bila engkau persiapkan berarti engkau telah mempersiapkan bangsa yang baik akhlaknya.”

“Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginlah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik, dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan RasulNya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Al Ahzab: 32-33)

Puteriku, semoga engkau mengerti mengapa aku menceritakannya untukmu, mungkin dizamanmu nanti sudah tidak musim lagi membaca buku apalagi membaca sebuah surat, engkau akan lebih banyak menghabiskan waktumu didepan laptop, agar engkau tidak bosan jadi aku tuliskan ini disebuah blog, mungkin nanti di zamanmu yang seperti ini pun sudah ketinggalan zaman. Puteriku, aku mencintaimu padahal aku belum melahirkanmu, dizamanmu nanti mungkin akan lebih berat dalam menghadapi kehidupan. Tapi jangan khawatir, karena aku akan selalu menjagamu dengan sepenuh hatiku. Aku tidak akan membiarkanmu hatimu terluka, ceritakanlah padaku apapun yang engkau rasakan hingga aku mengerti dan bisa aku berikan nasihat untukmu. Dikala tidak ada lagi orang yang didekatmu, masih ada aku disampingmu puteriku. Semoga engkau selalu bahagia… kan ku genggam tangamu hingga cacing tanah memakan urat nadiku…

Ibumu

yang selalu ada untuk menyayangimu


1 komentar:

  1. Assalamuala'ikum. Apakah saudari menjual buku " Putriku Serigala Tidak Kenal Setia " ? kalau iya saya beli 4 buah. No hp 081374757399.

    BalasHapus